Metode penelitian



A.    Pengertian Judul Penelitian
Penulisan judul penelitian biasanya sudah dirumuskan setelah perumusan masalah penelitian atau batasan dan penentuan masalah yang akan diteliti. Judul penelitian dalam hal ini memiliki  beberapa pengertian diantaranya


  • Judul merupakan format kesimpulan (summary form), isi dari seluruh penelidikan.
  • Judul merupakan kerangka referensi (frame of reference) untuk keseluruhan tesis atau skripsi.
  • Judul merupakan milik kita sebagai peneliti dan oleh karenanya kita dapaat mengklaimya.
  • Judul memmungkinkan peneliti-peneliti lain (sebagai referensi) untuk kemungkinan mensurvei teori.[1]
Ketentuan membuat judul penelitian:
Penulisan judul pada dasaranya harus jelas dan spesifik. Konsep-konsep utama harus dimasukan. Variabel-variabel yang akan diseldiki harus masuk pada judul penelitian. Dari pemaparan ini dapat di tarik garis besar tentang ciri-ciri judul penelitian.
  • Judul penelitian harus memuat kalimat atau kata yang jelas maksnanya dan spesifik.
  •  Judul merupakan kata kunci dari konsep penelitian yang akan dilakukan dan dalam judul harus memuat variable yang akan diteliti.
  • Barker dan Schutz (1972) menyarankan agar panjang judul maksimum 20 kata substantif, kata fungsi tidak turut dihitung.[2]Artinya judul dibuat singkat dan menghilangkan kata-kata yang tidak perlu. 
  • Judul penelitian digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan diteliti, teori yang digunakan, instrument penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan.[3]
B.     Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu obyek dengan obyelk yang lain (Hatch dan Faradhy, 1981).[4] Variabel adalah konstruk-konstruk yang dipelajari dalam penelitian. Satu variabel adalah satu konsep atau satu konstruk yang memilki variasi (dua atau lebih) nilai. Nilai yang melekat pada variabel dapat berupa angka atau kategori. [5] Singkatnya, variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri.[6]
Setelah mengetahui pengertian dari variabel maka variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[7] Variabel adalah fenomena yang dapat diukur dan diamati karena memiliki nilai/kategori.[8]
§  Variabel X
Variabel X disebut juga sebagai variabel independen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi/ yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya veriabel dependen (terikat).[9] Sering disebut juga variabel ini adalah variabel yang mendahului variabel dependen (variabel Y).[10]
§  Variabel Y
Variabel Y sering juga disebut sebagai variabel dependen. Jika variabel independen ada, maka variabel devenden juga ada. Varibel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.[11]
C.    Pengertian dan Hubungan Antar Variabel, Sub Variabel, dan Indikator
Esensi Hubungan Antar Variabel: Satu dimensi penting dari teori dari teori meliputi hubungan antara fenomena atau variabel yang dijelaskan terhadap fenomena atau variabel eksplanatori lain (variabel independen) berdasarkan hukum-hukum umum atau teori-teori. Satu hubungan dalam penelitian berarti satu hubungan antara dua atau lebih gejala-gejala. Hubungan dalam penelitian berarti satu hubungan antara dua atau lebih variabel.
Kata hubungan kadang-kadang dipertukarkan antara asosiasi dan korelasi. Satu hubungan tiap aspek atau kualitas yang dapat menghubungkan atau mengaitkan dua atau lebih kegiatan atau gejala atau konsep atau variabel. Hubungan itu ada bilamana variasi dalam satu konsep atau variabel cenderung secara sistematik disertai oleh perubahan variasi dalam konsep atau variabel lain.
Jadi hubungan antara variabel meruipakan satu perubahan berpola timbal balik antara dua variabel atau lebih. Bagi Walizer dan Weiner tidak ada hubungan antara variabel jika tidak ada hubungan berpola dan tidak ada hubungan antara variabel kecuali perubahan itu bersifat timbal balik dan dalam cara yang terpola.[12]
Sub Variabel: sub variabel adalah bagian penjelas dari variabel penelitian yang sudah ditentukan. Misalnya variabel penelitian Faktor Suplay: sub variabelnya DMI Lahan, DMI Pasir.[13]
Indikator: Indikator adalah bentuk yang mengindikasikan ada-tidaknya atribut yang jelas dan dapat diukur.[14] Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya “tingkat kekayaan”. Indikator kekayaan mislanya: rumah, kebndaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebaginya. Untuk bias menetapkan indicator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya.[15]
D.    Konsep dan Proposisi
1.      KONSEP
Ada sejumlah bagian (elemen, unsur, komponen) dasar yang harus dipenuhi untuk dapat disebut sebagai teori, yakni konsep, definisi, variabel, dan proposisi. Untuk memahami hakikat suatu objek/ peristiwa tentang suatu gejala, diperlukan dasar yang disepakati dan dimengerti oleh semua pihak. Dasar yang dimaksud ialah konsep. Konsep-konsep yaitu komponen-komponen suatu pernyataan menegenai hakikat realitas.
Satu konsep adalah suatu ide yang diekspresikan sebagai satu simbol atau dalam kata-kata. Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi. Konsep diciptakan dengan mengelompokan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Ini berarti konsep adalah  sejumlah karakteristik yang menjelaskan suatu objek, kejadian, gejala, kondisi, atau situasi yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol yang memiliki ciri yang sama.
Konsep dibentuk melalui proses abstraksi, yaitu proses menarik intisari dari ide-ide dan gambar tentang fenomena social. Konsep dapat diciptakan dari pengalaman pribadi, pemikiran kreatif atau obeservasi. Konsep bukanlah ide yang rumit, melainkan satu istilah tunggal yang dapat menggambarkan suatu fenomena sosial.[16]
2.      PROPOSISI
Proposisi adalah salah satu elemen yang mencirikan teori. Teori memuat banyak konsep dan definisi. Teori menyatakan mengapa hubungan antara konsep ada atau tidak ada. Secara formal hubungan itu dinyatakan sebagai satu seri tentang pernyataan “jika….maka” yang menjelaskan mengapa suatu variabel independen berhubungan dengan variabel dependen. Pernyataan inilah yang disebut sebagai proposisi. Secara umum
  • satu proposisi adalah satu pernyataan teoritis yang menentukan hubungan antar dua atau lebih variabel, yang memberitahukan kita bagaimana variasi dalam satu konsep dapat diberi keterangan untuk variasi dalam konsep lain; 
  • satu pernyataan tentang satu atau lebih konsep/ variabel 
  • satu  pernyataan tentang saling hubungan antara dua atau lebih konsep.
Proposisi merupakan suatu pernyataan mengenai konsep-konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika merujuk kepada fenomena yang dapat diamati. Ada lima tipe proposisi dilihat dari penggunaanya, yakni hypothesis, generalisasi empiris, aksioma, postulat, dan teorem.[17]



[1] Consuelo G. Sevilla, dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitiani, terjemahan Alimuddin Tuwu. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), h. 9
[2] Consuelo G. Sevilla, dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitiani, terjemahan Alimuddin Tuwu. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), h. 11
[3] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, h. 211
[4] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, h. 38
[5] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial. Bandung, PT Refika Aditama, 2009, h. 115
[6] Consuelo G. Sevilla, dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitiani, terjemahan Alimuddin Tuwu. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), h. 21
[7] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, h. 38
[8] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial. Bandung, PT Refika Aditama, 2009, h. 132
[9] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, h. 39
[10] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial. Bandung, PT Refika Aditama, 2009, h. 132
[11] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, h. 39
[12] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial. Bandung, PT Refika Aditama, 2009, h. 129-130
[13] ITS-Undergraduate-6818-36041000008-bab3-fdf
[14] Saifuddin Anwar, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR, 2010, h. 20
[15] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, h. 104
[16] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial. Bandung, PT Refika Aditama, 2009, h. 111-113
[17] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial. Bandung, PT Refika Aditama, 2009, h. 120-121

Related Post



Posting Komentar

footer

Pages

Sponsers