BAB
I
Pendahuluan
Karunia Tuhan paling besar bagi manusia
adalah kemampuan berbicara. Kemampuan mengungkapkan isi hati dengan bunyi dari
mulutnya. Berbicara telah membadakan manusia dari makhluk lainnya. Dengan
berbicara manusia mampu mengungkapkan dirinya, mengatur lingkungannya, pada
akhirnya menciptakan bangunan budaya insani.
Sebelum tulisan digunakan, manusia sudah
mampu berbicara. Dan bahkan setelah tulisan digunakan dan dikenal, berbicara
lebih dominan menjadi alat komunikasi. Berbicara mampu memberi kesan lebih
akrab, lebih pribadi/ personal, lebih manusiawi. Penelitian membuktikan bahwa
sebanyak 75% waktu kita digunakan untuk berkomunikasi. Retorika sebagai ilmu
bicara sebenarnya diperlukan setiap orang.
Uraian sistematis retorika yang pertama
dikenalkan oleh Syracuse, sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia.Dikenal juga
COrax yang meletakkan dasar-dasar organisasi pesan. ia membagi pidato dalam
lima bagian: pembukaan, uraian, argument,
penjelasan tambahan, dan penutup. Kemudian hidup Empedocles , seorang filosof, mistiskus, politisi
sekaligus orator. Ia cerdas dan menguasai banyak pengetahuan. Sebagai filossof
ia pernah berguru pada Phytagoras dan menulis The Nature of Things. Sedangankan sebagai orator, menurut
Aristhoteles “ia mengajarkan prinsip-prinsip retorika, yang kelak dijual
Gorgias kepad penduduk Athena”.
Kelompok Shopis berjasa mengembangakan
ilmu retorika. Retorika bukan hanya ilmu
pidato, tetapi meliputi pengetahuan satra, gramatika dan logika. Lalu muncul
Isocrates, dia percaya retorika dapat menyejahterakan masyarakat. maka saat itu
ilmu retorika menjadi pelajaran yang elit. Ia mendiriakan sekolah retorika yang
paling berhasil pada tahun 391 SM.
Aristhoteles
dan ahli retorika klasik, membuat Lima Hukum Retorika (The Five Canons of
Rhetiric)
1. Inventio
(penemuan) – tahap pembicara menggali topic dan meneliti khalayak
untukmengetahui metode persuasi yang tepat
2. Dispositio
(penyusunan) – Tahap pembicara menyusun pidato.
3. Elocutio
(gaya) – tahap pembicara memilih kata dan menggunakan bahasa yang tepat.
4.
Memoria
(memori) – tahap pembicara harus mengingat apa yang ingin disampaikan
5.
Pronuntiatio
(penyampaian)
– tahap pembiacara menyampaikan pesan secara lisan.
RETORIKA ZAMAN ROMAWI
Orang Romawi belajar retorika dari
Aristhoteles. Muncul Cicero sebagai negarawan dan cendikiawan. Cicero sangat
terampil dalam menyederhanakan pembicaraan yang sulit.
RETORIKA ABAD
PERTENGAHAN
Sejak zaman Yunani – Romawi retorika
selaluu berkaitan denga kenegarawanan. Orator umumnya terlibat dalam kegiatan
politik. Abad pertengahan sering disebut abad kegelapan juga bagi retorika.
Ketika agama Kristen berkuasa, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliyah.
RETORIKA ZAMAN MODERN
Abad pertengahan berlangsung selama
seribu tahun. Aliran pertama retorika masa modern adalah aliran epistemologis.
Mempelajari asal-usul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan
manusia. Aliran retorika modern kedua
adalah gerakan belles letters. Aliran
ini snagat mengutamakan keindahan bahasa, segi estetis pesan, kadang
mengabaikan informatifnya. Aliran ketiga disebut gerakan elokusionis menekankan teknik penyampaian pidato. Pada abag
20 retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, yakni
psikologi dan sosiologi (ilmu-ilmu perilaku).
Tokoh tokoh retorika mutakhir: James A Winams (perintis penggunaan
psikologi modern dalam pidatonya) ; Charles Henry Woolbert (pendiri the Speech Communication Assosiation of
Amerika) ; William Noorwood
Brigance(menekankan factor keinginan sebagai dasar persuasi) ; Alan H. Monroe (pesan harus disusun
berdasarkan proses berpikir manusia).
BAB
II
Tahap
Persiapan Pidato
Cara persiapan dapat bermacam-macam,
dimulai dari pemilihan topic, penentuan tujuan, dan pengembangan pokok bahasan.
JENIS-JENIS PIDATO
1. IMPROMTU
– pidato dalam keadaan yang tidak terencana/tiba-tiba
2. MANUSKRIP –
pidato dengan naskah, hanya membacakan dari awal – akhir
3. MEMORITER –
pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata
4. EKSTEMPORE –
jenis pidato yang paling baik dan banyak dilakukan banyak juru pidato. Dengan
membuat garis besar dan pokok penunjang pembahasan.
MEMILIH
TOPIK DAN TUJUAN
Sebelum
pidato kita memerlukanpokok bahasan atau topic dan tujuan. Antara keduanya ada
hubungan yang erat.
1. Sumber
Topik : pengalaman pribadi, hobi danketerampilan, pengalaman pekerjaan,
pelajaran sekolah/ kuliah, pendapat pribadi, peristiwa hangat dan pembicaraan
public, masalah abadi, kilasan biografi, kejadian khusus, minat khalayak.
2. Kriteria
Topik yang Baik : topic harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda,
topic haruis menarik minat Anda dan pendengar , topic harus sesuai dengan pengetahuan
pendengar, topic harus terang luang lingkup dan pembatasannya, topic harus
sesuai dengan waktu dan situasi, topic harus ditunjang denga bahan yang lain.
3. Merumuskan
judul
4. Menetukan
tujuan
MENGEMBANGKAN
BAHASAN
Teknik
pengembangan bahasan dapat dikelompokan dal;am enam macam, meliputi penjelasan,
contoh, analogi, testimoni, statistic, perulangan
BAB
III
Tahap
Penyusunan Pidato
PRINSIP
– PRINSIP KOMPOSISI PIDATO
Terdapat 3 komposisi,
1. Kesatuan
(unity) – komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh, meliputi
kesatuan dalam isi, tujuan, dan sifat (mood). Mempunyai satu macam tujuan (diantara menghibur,
memberitahukan, dan mempengaruhi). Menggunakan pemilihan bahan, gaya bahasa, atau pemilihan kata-kata.
2. Pertautan
(coherence) – menunjukan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain.
3. Titik-berat
(emphasis) – menunjukan pendengar pada bagian penting yang patut diperhatikan.
MENYUSUN
PESAN PIDATO
Berpidato
identik dengan penyampaian pesan. Organisasi pesan mengikuti enam macam urutan:
1. Urutan
deduktif (memulai dengan menyatakan gagasan utama, kemudian menjelaskan dengan
keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti).
2. Urutan
induktif (mengemukakan perincian kemudian
menarik kesimpulan).
3. Urutan
kronologis (pesan disusun berdasarkan urutan waktu peristiwa).
4. Urutan
logis (disusun berdasarkan sebab akibat atau akibat sebab).
5. Urutan
spasial (disusun berdasarkan tempat).
6. Urutan
topical (disusun berdsarkan topic pembicaraan, ada klasifikasinya).
Alan
H. Monroe menyebutkan motivated sequence
(urutan bermotif) yakni urutan pesan yang sejalan dengan proses berpikir khalayak. Sedangkan,
Hollingsworth dam The Psychology of the
Audience menyebutkan lima tugas pokok yang harus diperhatikan komunikator
dalam mempengaruhi khalayak : perhatian, minat, kesan, keyakinan dan
pengarahan. Raymond S. Ross mengajukan system penyusunan pesan : perhatian,
kebutuhan, rencana, keberatan, penegasan kembali, tindakan. hovland, Janis dan
Kelley menglami tiga aspek pokok : perhatianpengertian, penerimaan. Monroe
menyebutkan dalam lima tahap : perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan
tindakan.
MEMBUAT
GARIS-GARIS BESAR PIDATO
Garis
besar adalah peta bumi bago komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan
retorika. Memberikan petunjuk dan arah yang dituju.
Ciri-ciri
garis besar yang baik: terdiri dari 3 bagian pengantar, isi dan penutup;
lambing yang digunakan untuk menunjukan bagian-bagian tidak boleh
membingungkan; pikiran pokok dan penunjang dibedakan dengann penulisan yang
menjorok ke dalam. Macam-macan garis besar: garis besar lengkap; garis besar
singkat; garis besar alur teknis.
MEMILIH
KATA-KATA
-
Kata-kata harus jelas (kata yang dipilih
tidak menimbulkan arti ganda/ ambigue)
-
Hindari istilah teknis ( tidak
menggunakan istilah yang khusus/ hanya diri sendiri yang mengerti)
-
Berhemat kata ( menggunakan kata yang
sederhana/ tidak terlalu panjang tapi bermakna)
-
Perulangan gagasan yang sama dengan kata
yang berbeda (untuk menegaskan pokok pembicaraan)
-
Kata-kata harus tepat (kata yang
digunakan harus sesuai dengan kepribadian komunikator, jenis pesan, keadaan
khalayak,dan situasi komunikasi)
-
Kata-kata harus menarik (kata-kata harus
jelas dan pantas, menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan merebut perhatian)
CARA
MEMBUKA PIDATO
Pembukaan
pidato adalah bagian penting dan menetukan. Tujuannnya untuk membangkitkan
perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan dan menciptakan kesan baik
mengenai komunikator.
1. Langsung
menyebutkan pokok persoalan
2. Melukiskan
latar belakang masalah
3. Menghubungkan
dengan peristiwa yang sedang menjadi perhatian khalayak
4. Menghubungan
dengan peristiwa yang sedang diperingati
5. Menghubungkan
dengan tempat komunikator
6. Menghubungkan
dengan suasana emosi yang tengah meliputi khalayak
7. Menghubungkann
dengan kejadian sejarah
8. Menghubungkan
dengan kepentingan vital pendengar
9. Membiarkan
pujian pada khalayak atas prestasi mereka
10. Memulai
dengan pernyataan mengejutkan
11. Mengajukannpertanyaan
provokatif
12. Menyatakan
kutipan
13. Menceritakan
pengalaman pribadi
14. Mengisahkan
cerita factual, fiktif dan situasi hipotesis
15. Menyatakan
teori/prinsip yang diakui kebenarannya
16. Membuat
humor
CARA
MENUTUP PIDATO
Penutup
merupakan bagian yang menentukan. Adapun cara-cara menutup pidato:
1. menyimpulkan/
mengemukakan ikhtisar pembicaraan
2. menyatakan
kembali gagasan utama dengan kalimat berbeda
3. mendorong
khlayak untuk bertindak
4. mengakhiri
dengan klimaks
5. mengaatakn
kutipan sajak, kitab suci, peribahasa/ ucapan ahli
6. menceritakan
contoh yang berupa ilustrasi
7. menerangkan
maksud sebenarnya pribadi pembicara
8. memuji
dan menghargai khalayak
9. membuat
pernyataan yang humoris
BAB
IV
Tahap
Penyampaian Pidato
Ada
3 rukun penyampaian pidato: kontak, penggunaan suara, menggunakan isyarat dan
gerak tubuh.
MEMBANGUN
KEPERCAYAAN DIRI DAN KREDIBILITAS
Nama
lain dari kecemasan berkomunikasi adalah demam panggung, kecemasan bicara atau
stress kerja. Kecemasan komunikasi disebabkan karena dia tidak tahu apa yang
harus dilakukan. Kemudian dia mengalami demam panggung karena ia tahu ia akan
dinilah. Ketiga hal ini dapat menimpa pemula. Adapun metode mengandalikan demam
panggung, dengan proses belajar yang panjang. Meningkatkan pengetahuan tentang
retorika.
Komponen-komponen
kredibilitas. ada yang disebut ethos
yang diungkapkan Aristhoteles dinamakan oleh kredibilitas oleh pakar komunikasi
sekarang.
PRINSIP-PRINSIP
PENYAMPAIAN PIDATO
Pidato
merupakan peristiwa yang khas, yang memerlukan bakat dan keterampilan khas
juga. Adapun prinsip penyampain pidato: kontak, karakteristik olah vocal, olah
visual,
BAB
V
Pidato
Informatif
Pidato
informatif bertujuan untuk menyampaikan informasi. khalayak diharapakan
mengetahui, mengertoi dan dan menerima informasi itu.
-
Isi pesan pidato informative : gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak; jelaskan istilah-istilah yang aneh dan kabur,
atur kecepatan menyajikan informasi, jelaskan perpindahan poko pembicaraan;
gunakan data konkret-jaringan abstrak; hubungkan yang tidak diketahui dengan
yang diketahui; masukan bahan-bahan yang menarik perhatian.
-
Organisasi pesan: Penyusunan pesan
menurut Monroe pidato informative hanya mempunyai tiga tahap, perhatian,
kebutuhan dan pemuasan.
-
Teknik penengembangan bahasan. Ada 2
faktor penting dalam memilih teknik pengembangan bahasan, diantaranya: factor
informative dan factor penarik perhatian. Kita dapat menyajikan informasi
melalui fakta; statistic dan contoh yang hipotesis dan factual dapat memperkaya
informasi. Kemudian tunjukan fakta dengan demonstrasi.
BAB
VI
Pidato
Persuasif
Teknik-Teknik
Persuasi: Waktu, situasi, dan khalayak sangan memnentukan teknik persuasi.
1. Khalayak
tak sadar : ada langkah urutan bermotif, tahap perhatian bangkitkan minat
khalayak dengan ilustrasi factual, kutipan yang tepat, atau dengan beberapa
fakta dan angka yang mengejutkan. Lakukan dengan hati-hati, jangan menyajikan
bahan yang terlalu baru.
2. khalayak
apatis : khalayak apatis tahu ada masalah, tetapi mereka acuh tak acuh. Tahap
perhatian dan kebutuhan diperlukan disini. tahapa perhatian berkenaan dengan
menyingkirkan sikap apatis dan ketidakpedulian. Kemudian lanjutkan dengan
menunjukan secara langsung dan dramatis bagaimana masalah tersebut mempengaruhi
setiap orang yang hadir.
3. khalayak
yang tertarik tapi ragu : sebagian khalayak tahu dan sadar akan masalah, tahu
harus mengambil keputusan, tetapi masih ragu untuk melakukan tindakan. Disini
diperlukan tahapa perhatian, kebutuhan dan pemuasan.
4. Khalayak
yang bermusushan : khalayak sadar ada masalah yang harus diselesaikan, tetapi mereka
menentang usulan yang diajukan. Penentangan ini terjadi karena takut akan
akibat yang tidak dikehendaki.
MENETAPKAN
DAYA TARIK MOTIF
Tujuan
akhir pidato ialah mempengaruhi manusia. Retorika sering juga disebut seni
persuasi. Dan persuasi adalah proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan
orang dengan menggunakan menipulasi psikologis sehingga orang yang bertindak
seperti atas kehendaknya sendiri.daya tarik dapat menimbulkan motif. Motif adalah kondisi intern yang mengatur dan
menggalakan tingkah laku menuju arah tertentu. Ada 2 macam motif : motif
biologis, dan motif psikologis. Motif psikologis melibatkan secara
langsung integritas biologis dan
organisme. Motif organisme adalah motif yang berkaitan dengan fungsi instrinsik
organisme. Motif social adalah motif yang bergantung kepada hubungan individu
dengan manusia lain. Motif transcendental iaalah motif terhadap nilai-nilai
yang paing tinggi.
MENGGUNAKAN
DAYA TARIK MOTIF
Dalam
pidato, ada hal-hala yang harus diperhatikan: tidak ada adaya tarik motif yang
paling baik; dari sejumlah motif ambilah motif utamanya saja.
UNSUR
EMOSI SEBAGAI INTENSIFIKASI DAYA TARIK MOTIF
Menurut
Emil Dovifat, ada tujuh penggerak emosi:
1. kebencian
2. rasa
belas
3. unsur
seks
4. hasrat
menonjol
5. dasar
kesusilaan
6. dorongan
penglepasan etis
FAKTTOR
PENENTU KEPRIBADIAN
Dalam
hubungannya dengan retorika, teori Kluckhohn dan Murray, barangkali amat
berguna. mereka menyebutkan empat macam penentu kepribadian: struktur
jasmani, keanggotaan kelompok, peranan,
situasi. Struktur jasmani disamping perasaan jasmaniah, diantara
individu-individu terdapat pula perbedaan khusus. Keanggotaan kelompok, sikap
individu senantiasa menjadi bagian dari kelompoknya. Peranan , adalah lakon
yang harus dimainkan orang dalam panggung kehidupan. Situasi, peristiwa tidak terduga dan luar
biasa yang sering mengubah tingkah laku.
PENCITRAAN
(IMAGERY)
Pencitraan
adalah penggunaan bahasa untuk menggamabarkan stimuli. Ada beberapa jenis
pencitraan: pencitraan visual (menggambarkan objek, situasi, atau peristiwa
secara visual); pencitraan auditif (membuat pendengar tidak hanya mendengar
suara anda, tetapi mendengar peristiwa yang anada ceritakan; pencitraan cita
rasa (mendorong pendengar seakan-akan ikut mengecap apa yang diceritakan); pencitraan
sentuhan (didasarkan pada perasaan yang kita alami apabila tubuh kita
bersentuhan dengan objek, tubuh atau benda.
ISI
PESAN PERSUASIF
Menurut
Wayne N. Thompson isi pesan persuasif, meliputi:
1. menarik
perhatian,
2. meyakinkan,
3. menyentuh
atau menggerakkan
ORGANISASI
PESAN PERSUASIF
Pola-pola
yang lazim digunakan dalam pidato persuasif:
1. pola
pemecahan masalah (menunjukan masalah, dan menyarankan cara penyelesaiannya)
2. pola
sebab-akibat (melukiskan situasi yang terjadi- untuk membahas masalah yang sebabnya
tidak mudah diketahui)
3. pola
pro-kontra (topic pembicaraan tidak dapat disusun berdasarkan 2 pola diatas:
menunjukan keuntungan lebih besar)
4. pola
urutan bermotif (pola Monroe, terdiri dari perhatian, kebutuhan,pemuasan,
visualisasi, imbauan/tindakan)
BAB
VII
Pidato
Rekreatif
Pidato
bisa berfungsi untuk menhibur. tujuan pidato ini hanya untuk memberikan
kegembiraan, melepaskan ketegangan, menggairahan suasana, atau skedar
memberikan selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Biasanya
pidato ini disampaikan saat perhelatan atau pesta dan pertemuan kelompok atau
organisasi soasial. Ada beberapa tahap dalam pidato ini: gembirakan diri anda
dahulu sebelum menghibur orang lain, hindari rangkaian gagasan yang sulit,
gunakan gaya bercerita/ naratif, berbicaralah singkat.
TEORI-TEORI
HUMOR
1. teori
superioritas dan degradasi : tertawa saat melihat sesuatu yang janggal, tetawa
saat objek ganjil, aneh, atau menyimpang.
2. teori
bisosiasi : humor timbul karena menemukan hal yang tidak diduga, ataukalaimat
yang menimbulkan dua macam asosiasi.
3. teri
pelepasan inhibisi : Dorongan agresif masuk kea lam bawah sadar dan bergabung
dengan kesenangan bermain dari masa kanak-kanak kita
Sedangkan
teknnik humor seperti exaggeration (melebihkan sesuatu secara tidak proposional),
parody (komposisi dimana gaya suatu karay ditiru dengan maksud melucu), ironi
(menggunakan kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna
harfiahnya.
penulis: Jallaludin Rakhmat
Posting Komentar