JURNALISTIK
ONLINE
Anamarlianafuntasticmind.blogspot.com Belajar
hal-hal baru itu sangat mengasyikan, menarik dan penuh tantangan. Apalagi
belajar yang berhubungan dengan multimedia ataupun media online. Akhirnya,
semester sekarang bertemulah dengan matakuliah yang menyenangkan, yaitu
Jurnalistik Online. Dan belajar dari sumber yang menyenangkan pula. Jurnalistik online mempunyai dua kata kunci, jurnalistik dan online. Yuuuk,
kita sama-sama belajar!!
Mungkin yang terlintas di benak
kita ketika mendengar kata jurnalisme online adalah situs-situs berita popular
baik lokal maupun internasional seperti CNN.com, MSN.com, detik.com, kompas.com
dan lainnya. Yang hampir semuanya adalah situs-situs web.
Selama ini baik sadar atau tidak, kita hanya memahami online
dalam artian ditampilkan di sebuah situs web. Padahal 'online' mencakup berbagai tempat perkara (venue) seperti web, email, bulletin board system (BBS), IRC, dan lainnya. Tapi tentu bukan tanpa alasan bahwa kebanyakan jurnalisme online saat ini diselenggarakan di web.
Web merupakan venue yang memungkinkan penyelenggara jurnalisme online untuk menyediakan isi dengan features yang sangat kaya dengan cara paling gampang. Namun, ini tidak berarti bahwa tak ada venue lain yang dapat dipakai untuk menyelenggarakan jurnalisme online di Internet.
Jurnalisme online
menjadi berbeda dengan jurnalisme tradisional yang sudah dikenal sebelumnya
(cetak, radio, TV) bukan semata-mata karena dia mengambil venue yang berbeda;
melainkan karena jurnalisme ini dilangsungkan di atas sebuah media baru yang
mempunyai karakteristik yang berbeda -baik dalam format, isi, maupun mekanisme
dan proses hubungan penerbit dengan pengguna/ pembacanya.
Karakteristik
jurnalisme online yang paling terasa meski belum tentu disadari adalah
kemudahan bagi penerbit maupun pemirsa untuk membuat peralihan waktu penerbitan
dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maumpun mengarsip
artikel-artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat
dilakukan oleh jurnalisme tradisional, namun jurnalisme online dimungkinkan
untuk melakukannya dengan lebih mudah dan cepat.
Karakteristik
jurnalisme online yang paling popular adalah sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung
dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak
terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf,
atau teletype.
Namun dari sisi
penerbit sendiri, mekanisme publikasi real
time itu lebih leluasa, tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal
penerbitan atau siaran. Bisa kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke
jaringan Internet maka ia mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah
saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan
informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan
terbaru.
Menyertakan unsur-unsur
multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang membuat jurnalisme
ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme
di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada
jurnalisme yang berjalan di atas web.
Selain itu, jurnalisme
online dapat dengan mudah bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink
yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan
informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti,
pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun
tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang
lebih luas—bahkan sama sekali berbeda.
Interaktivitas
jurnalisme online tentu bukan hanya didukung oleh kemampuan teknologi Internet
dalam menyediakan hyperlink. Teknologi Internet juga membuka peluang kepada
para jurnalis online untuk menyediakan features yang memungkinkan sajiannya
bersifat customized—tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing
pengguna/pembacanya; yang memungkinkan para pengguna/ pembaca berinteraksi
dengan lebih cepat, lebih sering, lebih intens dengan sesama pengguna/pembaca,
narasumber, bahan-bahan berita, dan jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya,
jurnalisme online mampu membangun hubungan yang partisipatif dengan pemirsanya.
Dari karakteristik-karakteristik
tersebut di atas tersirat bahwa jurnalisme online membutuhkan penanganan yang
berbeda dalam penyelenggaraannya dan dinikmati dengan cara yang berbeda oleh
para pengguna/pemirsanya ketimbang jurnalisme tradisional.
Dalam jurnalisme
tradisional, tata-tutur informasi—misalnya—disajikan secara linear kepada para
pembaca/pemirsanya. Pemirsa/pembaca jurnalisme tradisional tidak bisa tidak
harus mengikuti urut-urutan informasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh
penerbitnya: Dari kisah satu ke kisah kedua lalu ke kisah ketiga dan seterusnya
-tanpa bisa melakukan lompatan.
Tapi dalam jurnalisme
online, tata-tutur informasi dapat disajikan sedemikian rupa secara non-linear
untuk mengakomodasi 'kebebasan' pengguna/pemirsanya: Anda dapat mulai menikmati
publikasi online dari kisah tearkhir lalu melompat ke kisah sebelumnya atau ke
kisah yang pernah dipublikasi sekian tahun sebelumnya—bahkan ke sumber
informasi yang sama sekali lain di tengah-tengah proses penikmatan informasi.
Apa yang disebut
'kebebasan memilih' dalam media online, sebetulnya bukanlah sebuah kebebasan
pilihan yang sejati melaikan ilusi memilih; sebab pada dasarnya jurnalis atau
penerbit online telah terlebih dahulu menentukan opsi-opsinya (dalam prakteknya
dapat berupa rujukan dengan menggunakan hyperlink). Inilah salah satu aspek
yang membuat jurnalisme online dapat menyajikan informasi lebih kaya ketimbang
jurnalisme tradisional.
Sementara itu, misal
yang lain, tampilan akhir dari produk jurnalisme tradisional lebih banyak
ditentukan oleh rancangan dan bahan yang disediakan oleh penerbitnya; sedangkan
pada produk jurnalisme online, perlengkapan (device) dan preferensi yang diset
dan dimiliki oleh penggunalah yang banyak menentukan tampilan akhir produk
sehingga bisa jadi tampilan produk akhir jurnalisme online berbeda-beda di
depan masing-masing pengguna/pemirsanya.
Dan sampai saat ini,
secara fisik, ukuran-ukuran device yang tersedia untuk mengakses informasi
secara masih cukup besar dan tidak nyaman untuk dicangking ke berbagai tempat.
Anda dapat menikmati novel atau koran sambil tiduran, menonton berita TV sambil
leyeh-leyeh di karpet, atau mendengarkan talk show dari sebuah stasiun radio
sambil jalan-jalan dengan pesawat walkman di saku Anda. Itu semua, pada saat
ini, tak dapat dilakukan ketika memirsa karya jurnalistik online: orang harus
duduk di depan komputer atau membaca teks di layar sempit pesawat selular
maupun PDA (personal Data Assistant) yang mampu-WAP. Meski bukan tidak mungkin
di masa depan akan ditemukan device baru yang akan memberikan kenyaman yang
lebih baik untuk memirsa informasi secara online.
Di luar device
pengguna, jurnalisme online—seperti halnya bentuk-bentuk komunikasi lain yang
memanfaatkan media digital online- berhadapan dengan kondisi infrastruktur yang
tersedia dalam jaringan komputer. Besarnya bandwidth, routing dan kualitas
media jaringan komputer juga merupakan variable yang menentukan kualitas
komunikasi antara device pengguna dengan device penerbit. Di samping sosiologi
pengguna sasaran, faktor-faktor yang saya sebut di atas merupakan beberapa
variable yang harus diperhitungkan dalam mendesain format tampilan maupun isi
serta arsitektur informasi yang akan disajikan. (Sumber dari http://jurnalisme-makassar.blogspot.com/)
mantap,mbak emailnya apa.....?
Ini sangat membantu menambah pengetahuan buat saya.
Posting Komentar